Imsak Bukan Termasuk Ajaran Islam, Mematikan Sunnah (Ajaran Nabi), Termasuk Bid’ah, Dan Tidak Ilmiah

Bismillah.

Mungkin ketika ada orang yang bilang bid’ah (ajaran yang dibuat-buat) itu mematikan ajaran Islam dan sunnah (ajaran Nabi Shalallahu alaihi wa sallam) banyak yang tidak percaya. Padahal contoh nyata amat banyak. Permisalan pada bulan ramadhan ini adalah Imsak.

Dalam bahasa arab imsak (امسك) memiliki makna secara etimologi/bahasa artinya tahan/menahan. Sedangkan makna terminologi/istilah dari
Imsak adalah menahan makan/minum biasanya selalu 10 menit sebelum adzan shubuh yang artinya kita sudah mulai berpuasa sebelun waktunya. Padahal Imsak tidak ada dalilnya dari Al Quran maupun As Sunnah. Sahur itu waktu habisnya saat masuk shubuh, bahkan sahur yang utama itu justru yang akhir akhir dekat shubuh. Namun sekarang kenyataannya banyak yang tidak berhenti makan saat sudah waktu imsak karena takut puasanya batal bahkan ada yang sahur saat tengah malam.

Kenapa Imsak tidak Ilmiah?

Selain karena memang tidak ada dalil dari Al Qur’an dan Al Hadits tentang ajaran melakukan imsak. Jika kita mau berpikir, bahwa sebenarnya ajaran islam menghendaki kebaikan bagi ummatnya. Waktu puasa itu sudah cukup lama dan menyiksa, apalagi jika kita harus melakukan imsak yang artinya kita memulai puasa terlebih dahulu dan lebih menyiksa tubuh kita.

Jadi intinya kita dilarang mengharamkan diri kita untuk makan dan minum karena takut puasa kita batal padahal belum masuk waktu shubuh. Justru kita disunnahkan untuk mengakhirkan waktu sahur. Salah satu alasan Imsak termasuk bid’ah adalah karena kebiasaan itu terus diulang ulang untuk berhenti makan 10 menit sebelum shubuh.

Mungkin ada yang berpikir untuk berhenti makan saat imsak karena berhati hati takut bentrok dengan shubuh. Padahal pikiran seperti itulah yang menimbulkan munculnya banyak bid’ah, seperti bid’ah orang yang bertakbir memulai shalat berkali kali karena berhati hati takbirnya tidak sah, berwudhu berkali kali sampai basah kuyup seperti orang mandi karena ragu wudhunya tidak sah ataupun melafadzkan niat dalam ibadah seperti niat shalat, niat puasa, niat zakat karena takut niatnya belun terhitung jika hanya diniatkan dalam hati.

Jika anda pergi ke negara di luar asean sepert timur tengah, eropa, amerika maka anda akan menemukan bahwa masyarakat disana tidak mengenal imsak. Penulis mengetahui bahwa istilah imsak tidak dikenal di dunia islam internasional berdasarkan pengalaman pribadi penulis yang pernah ramadhan di Arab Saudi dan di Michigan, Amerika Serikat.

Jadi sebaiknya kita berhenti makan sahur dekat dengan shubuh tanpa menentukan waktu khusus berapa menit sebelum shubuh dan jangan tidur setelah sahur karena ditakutkan telat shalat shubuh ataupun telat berjamaah shubuh di masjid bagi yang laki-laki, karena memang laki-laki diwajibkan shalat jamaah di masjid.

Berikut dalil yang dijadikan referensi oleh penulis:

Makan dan minumlah hingga jelas bagimu benang merah dari benang putih yaitu fajar” [Al-Baqarah/2 : 187]

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu berkata :

تَسَحَّرْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاةِ ، قَالَ : قُلْتُ : كَمْ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسَّحُورِ ؟ قَالَ : قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةٍ

“Kami pernah makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu melaksanakan shalat. Anas berkata, Aku bertanya kepada Zaid: “Berapa jarak antara adzan dan sahur ?”. Dia menjawab : ‘seperti lama membaca 50 ayat’” (HR. Bukhari dan Muslim)

Muhammad Firdaus (muslimilmiah.wordpress.com) – Yogyakarta, 18 Juni 2016

Referensi:
1. https://almanhaj.or.id/1960-apakah-imsak-memiliki-dalil-dari-as-sunnah-ataukah-merupakan-bidah.html

2. https://muslim.or.id/17562-anjuran-mengakhirkan-makan-sahur.html

Tinggalkan komentar